Maria dalam Perjanjian
Baru
Malaikat Agung Gabriel mewartakan khabar kepada Maria.
Lukisan karya El Greco (1575).
Sedikit yang diketahui mengenai riwayat hidup Maria dari Perjanjian
Baru. Dia adalah kerabat dari Elizabet, istri dari imam Zakaria anggota
golongan imam Abia. Elizabet sendiri seorang keturunan Harun.
Maria bertempat tinggal di Nazareth di Galilea
kemungkinan bersama dengan kedua orang tuanya, dan sementara itu telah
dipertunangkan dengan Yusuf dari Keluarga Daud. Para Apologis Kristen
kadang-kadang menduga bahwa Maria, sebagaimana Yusuf, juga adalah seorang
keturunan Raja Daud. Selama masa pertunangan mereka – yakni tahap pertama
dalam pernikahan Yahudi; selama masa tersebut, pasangan yang dipertunangkan
tidak diperbolehkan sama sekali untuk berduaan saja di bawah satu atap,
meskipun sudah sah disebut suami isteri – Malaikat Gabriel mewartakan
kepadanya bahwa dia akan menjadi ibu dari Mesias yang dijanjikan itu
dengan cara mengandungnya melalui Roh Kudus. Ketika Yusuf diberitahukan
mengenai kehamilan Maria dalam sebuah mimpi oleh "seorang malaikat
Tuhan", dia terkejut; namun malaikat itu berpesan agar Yusuf tidak gentar
dan mengambil Maria sebagai isterinya. Yusuf mematuhinya dengan secara resmi
melengkapi ritus pernikahan itu .
Karena malaikat telah memberitahukan Maria bahwa Elizabet,
yang sebelumnya mandul, kini secara ajaib telah mengandung, Maria lalu segera
mengunjungi kerabatnya itu, yang tinggal bersama suaminya Zakaria di sebuah
kota Yudea "di daerah perbukitan" (kemungkinan di Yuttah),
bersebelahan dengan Maon, sekitar 160 km dari Nazareth). Begitu Maria tiba
dan menyalami Elizabet, Elizabet dengan segera menyatakan Maria sebagai
"ibu dari Tuhannya", dan atas pernyataan itu Maria menyanyikan sebuah
kidung ungkapan syukur[9] yang umum
dikenal sebagai Magnificat .Tiga
bulan sesudahnya, tampaknya segera setelah kelahiran Yohanes Pembaptis,
Maria pulang ke rumahnya. Ketika kehamilan Maria sendiri makin membesar, tiba
sebuah dekret dari kaisar RomawiAugustus yang menitahkan agar Yusuf dan sanak
keluarganya pergi ke Betlehem, sekitar 80 atau 90 mil (kurang lebih
130 km) dari Nazareth, untuk mengikuti sensus. Ketika mereka berada
di Betlehem, Maria melahirkan putera sulungnya; namun karena tidak ada tempat
bagi mereka di penginapan (tempat bernaung yang disediakan bagi orang-orang
asing, dia harus menggunakan sebuah palungan, atau tempat makan hewan,
sebagai buaian bayi.
Sesudah delapan hari, anak itu disunat dan dinamai
Yesus, menurut instruksi yang diberikan oleh "malaikat Tuhan" kepada
Yusuf setelah Maria menerima anunsiasi, karena nama ini menunjukkan bahwa
"dia [akan] menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka".
Setelah bayi Yesus berusia 40 hari, maka
upacara-upacara tradisional tersebut dilanjutkan dengan penyerahan Yesus kepada
Tuhan di Bait Allah di Yerusalem sesuai dengan aturan hukum bagi
anak-anak sulung.
Hal ini kemudian diikuti oleh kunjungan orang-orang
majus dari Timur, pengungsian Yusuf beserta Maria dan Yesus ke Mesir m
kembalinya mereka dari sana setelah mangkatnya Raja Herodes Agung sekitar
tahun 2 atau 1 Sebelum Masehi, dan menetap di Nazaret (Matius 2.
Maria tampaknya menetap di Nazaret selama kira-kira tiga puluh tahunan tanpa
peristiwa-peristiwa istimewa. Dia terlibat dalam satu-satunya peristiwa di awal
kedewasaan Yesus yang tercatat dalam Perjanjian Baru: pada usia dua belas
tahun, Yesus terpisah dari orang tuanya dalam perjalanan pulang mereka dari
perayaan Paskah Yahudi di Yerusalem lalu ditemukan di
tengah para guru di Bait Allah. Kemungkinan besar antara peristiwa tersebut
sampai dengan permulaan tampilnya Yesus ke depan umum, Maria menjadi janda,
karena Yusuf tidak disebut-sebut lagi.
Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dan
dicobai oleh iblis di padang gurun, Maria hadir ketika Yesus mengerjakan
mujizat pertamaNya di hadapan umum pada pesta pernikahan di Kana dengan mengubah
air menjadi anggur berkat perantaraan Maria. Selanjutnya dalam beberapa
peristiwa Maria hadir bersama "saudara-saudara" (Yakobus, Yusuf,
Simon dan Yudas) serta "saudari-saudari" Yesus yang tidak disebutkan
nama-namanya. Maria juga dilukiskan hadir pada peristiwa penyaliban Yesus,
berdiri di dekat "murid yang dikasihi Yesus" bersama saudarinya Maria
Klopas (kemungkinan besar Maria Klopas adalah orang yang sama dengan Maria ibu
Yakobus muda dan Yusuf yang disebutkan dalam, serta Maria Magdalena. Pada
daftar itu Matius 27:55menambahkan "ibu anak-anak
Zebedeus", yang diduga bernama Salome yang disebut-sebut dalam Markus 15:40,
serta wanita-wanita lain yang telah mengikuti Yesus dari Galilea dan
melayaniNya (disebutkan dalam Injil Matius dan Markus). Maria, menggendong
jenazah puteranya, meskipun tidak tertulis dalam injil, merupakan motif yang
umum dalam seni, yang disebut "pietà " atau "kesalehan".
Menurut Kisah Para Rasul, sesudah kenaikan Yesus ke
surga, kurang-lebih 120 jiwa berkumpul di Kamar Atas pada peristiwa
terpilihnya Matias untuk mengisi posisi Rasul yang ditinggalkan Yudas
Iskariot di mana Maria adalah satu-satunya orang yang disebutkan namanya selain
ke-12 rasul serta para kandidat. Sejak peristiwa ini, namanya menghilang dari
Alkitab, meskipun beberapa golongan Kristiani yang meyakini bahwa Maria sekali
lagi digambarkan sebagai Wanita surgawi dalam Wahyu.